Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati dua kuburan dan mengabarkan,
إِنَّهُمَا يُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيْرٍ. ثُمَّ قَالَ: بَلَى، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ
“Dua penghuni kuburan ini sedang diazab. Tidaklah mereka diazab karena perkara yang besar.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Bahkan ya. Adapun salah satunya, ia diazab karena tidak berhati-hati/ tidak menjaga dirinya dari kencing….” (Sahih, HR. al-Bukhari no. 216 dan Muslim no. 292, dengan lafadz al-Bukhari)
Ibnu Daqiqil ‘Ied rahimahullah mengatakan, “Kedua penghuni kuburan itu tidaklah diazab karena perkara yang sulit untuk menghilangkannya atau mencegahnya, serta berhati-hati darinya. Maksudnya, perkara itu sebenarnya mudah, gampang bagi orang yang (mau) menjaga diri darinya.”
Beliau juga berkata, “Dua perkara ini termasuk dosa besar.” (Syarah ‘Umdatil Ahkam, 1/62)
Tidak berhati-hati dari kencing sehingga menajisi tubuh merupakan penyebab azab kubur sebagaimana diberitakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits di atas, padahal mungkin perkara ini dianggap sepele oleh kebanyakan orang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan dengan merenggangkan/menjauhkan kedua kaki ketika duduk untuk buang hajat guna menghindari percikan air kencing.
Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu berkata, “Telah menceritakan kepadaku orang yang melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau kencing dalam keadaan jongkok dengan merenggangkan kedua kaki beliau selebar-lebarnya, sehingga kami mengira pangkal paha beliau akan terlepas.” (HR. Ibnu Abi Syaibah, 1/121 dan dinyatkaan sahih oleh asy-Syaikh Muqbil rahimahullah dalam al-Jami’ush Shahih, 1/500)
📃 Sumber: https://asysyariah.com/adab-membuang-hajat/
🏡 Majmu’ah Salafy Baturaja
🌏 Kanal Telegram: https://t.me/salafybaturaja
📡 Turut menyebarkan ilmu•••⤵
» Grup ⒻⓈⒹ :
https://chat.whatsapp.com/DtfHgwM9xwWD4e4QmgvnoP