Dari sahabat Abu Mas’ud ‘Uqbah bin Amr Al-Anshari Al-Badri radhiyallahu ‘anhu, ia berkisah,
لَمَّا نَزَلَتْ آيَةُ الصَّدَقَةِ، كُنَّا نُحَامِلُ عَلَى ظُهُوْرِنَا، فَجَاءَ رَجُلٌ فَتَصَدَّقَ بشيءٍ كَثِيرٍ، فَقَالُوْا: مُرَائِي، وَجَاءَ رَجُلٌ فَتَصَدَّقَ بِصَاعٍ، فَقَالُوْا: إِنَّ اللّهَ لَغَنِيٌّ عَنْ صَاعِ هَذَا، فَنَزَلَتْ: {الَّذِينَ يَلْمِزُونَ المُطَّوِّعِينَ مِنَ المُؤْمِنِينَ في الصَّدَقَاتِ والذينَ لا يَجِدُوْنَ إِلَّا جُهْدَهُمْ} [التوبة: 79] الآيَةَ.
“Ketika ayat tentang menunaikan sedekah turun, maka kami berusaha membawa (barang) di atas punggung-punggung kami. Kemudian datang seorang laki-laki dengan menyedekahkan sesuatu (hartanya) yang banyak. Lantas, orang-orang pun mengatakan, ‘Orang itu riya (pamer)’. Berikutnya, datang seorang laki-laki dengan menyedekahkan satu sha’ (sekira satu gantang). Orang-orang pun mengatakan, ‘Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sedekah) hanya satu sha’.’ Kemudian turun ayat
(artinya):
“(Orang-orang munafik itu) yaitu yang mencela orang-orang beriman yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak mendapati (sesuatu untuk disedekahkan) kecuali hanya sekadar kesanggupan mereka.” (Surah At-Taubah:79)”
📚 HR. Al-Bukhari, no.1415 dan Muslim, no.1018
Hadits di atas memberi faidah berupa keteladanan dari kalangan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menunaikan titah perintah Allah Subhanahu.
Kala turun ayat yang berkenaan dengan pelaksanaan sedekah, para sahabat berupaya membumikan ayat yang turun dalam wujud amal nyata. Tak sekadar mendengar ayatnya, tak sekadar menghapalnya. Namun, berupaya agar ayat yang telah turun itu diamalkan dalam bentuk perilaku nyata.
Para sahabat pun ada yang bekerja dengan memanggul barang-barang milik orang lain. Setelah menerima upah, lantas disedekahkan. Ada yang bersedekah dengan harta kekayaanya yang banyak. Bahkan, ada yang bersedekah hanya sedikit saja, yaitu satu sha’ (sekira 2 sampai 4 kilogram bahan makanan). Bersedekah satu sha’ lantaran tidak didapati selain dari itu. Kemampuannya terbatas.
Itulah semangat dan kesungguhan para sahabat dalam merealisasikan ayat (perintah Allah Subhanahu) dalam kehidupan mereka.
Sisi lain dari faidah hadits di atas, yaitu sikap orang-orang munafik yang selalu memberi komentar atas apa yang diperbuat para sahabat.
Sungguh, orang-orang munafik selalu bersikap negatif atas apa yang diperbuat orang-orang yang beriman. Bersedekah banyak dikatakan pamer, bersedekah sedikit dikomentari nyinyir. Itulah sikap manusia-manusia yang di dalam hatinya ada penyakit. Selalu ingin berceloteh dengan amal saleh yang diperbuat orang-orang beriman.
Ya, Allah berilah kami taufiq, kekuatan dan kemudahan dalam mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan terimalah segenap amal kebajikan kami. Ampunilah kesalahan dan dosa-dosa kami. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
🌴🌾🍃🌾🌴🌾🍃🌾🌴🌾
✍️ditulis oleh:
al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhahullah
» Channel Telegram || https://t.me/fawaidsolo
» Channel Whatsapp ||
https://whatsapp.com/channel/0029VaExOnYKLaHrlawpdK3t
☆☆☆☆☆☆☆☆