Tentang keutamaan puasa Syawal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
من صام رمضان ثمّ أتبعه ستاّ من شوّال كان كصيام الدّهر
“Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian mengiringinya dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka seakan-akan dia telah berpuasa setahun penuh lamanya.” (Muslim, no.1.984 dari sahabat Abu Ayyub al-Anshari).
Demikian pula hadis dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
من صام ستة أيام بعد الفطر كان تمام السنة (من جاء بالحسنة فله عشر أمثالها)
“Barang siapa berpuasa enam hari setelah Idulfitri, maka (pahala) puasanya menjadi sempurna satu tahun (barang siapa melakukan amal yang baik, baginya [pahala] sepuluh kali lipat).” (Ibnu Majah; disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah, no. 1402).
Mengapa dikatakan pahala puasanya seperti puasa setahun penuh? Imam al-Nawawi rahimahullah menjelaskan,
وإنما كان ذلك كصيام الدهر لأن الحسنة بعشر أمثالها فرمضان بعشرة أشهر والستة بشهرين
“Hanya saja hal tersebut dikatakan seperti puasa setahun penuh karena kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Sebab itu, hitungan puasa Ramadan menjadi sepuluh bulan ditambah dengan Syawal dua bulan, maka genaplah satu tahun.” (Syarh Shahih Muslim, Jilid 8, hlm. 56).
Dengan kata lain, sehari puasa Ramadan dihitung sepuluh hari, maka tiga puluh hari dihitung tiga ratus hari yang sama dengan sepuluh bulan. Sementara itu, puasa Syawal enam hari menjadi enam puluh, maka genaplah 360 hari atau setahun penuh. Namun, seorang muslim bisa saja mendapatkan pahala yang lebih tergantung keutamaan Allah kepada setiap hamba.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda sebagaimana diriwayatkan dari Rabb-nya tabaraka wa ta’ala,
إِنَّ الله كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ؛ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمائَةِ ضِعْفٍ إِلىَ أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ
“Sesungguhnya Allah menetapkan adanya kebaikan dan kejelekan, kemudian Dia menjelaskannya. Barang siapa yang berniat untuk mengerjakan amal kebaikan dan belum terlaksana, Allah akan catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Kemudian jika dia berniat untuk kebaikan dan mengerjakannya, Allah akan catat baginya dengan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan sampai berlipat–lipat banyaknya.” (Al-Bukhari, no. 6.491 dan Muslim no. 131).
Al-‘Allamah Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
الله عز وجل بفضله ورحمته جعل الجزاء في الحسنات أكثر من العمل، الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائةضعف إلى أضعاف كثيرة
“Allah ‘azza wa jalla, berkat keutamaan dan rahmat-Nya, menjadikan balasan kebaikan-kebaikan itu lebih banyak daripada amalannya. Kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat atau bahkan sampai berkali-kali lipat” (Fath Dzi al-Jalali wa al-Ikram, Jilid 1, hlm. 192).
📡 Di kutip dari Telegram: Salafy Baturaja.
🔄 Turut Menyebarkan:
✔️ Group Whatsapp FBI TOLITOLI.
✔️ Channel TELEGRAM: http://t.me/FBITOLITOLI.
📻 https://radioislam.id/RadioIslamTolitoli.
☝️ Mari ikut Berda’wah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas in syaa Allah dapat pahala berlimpah.
Bi’idznillah…